Performa ONIC Belum Maksimal di FFWS SEA 2025: Ini Analisis Lengkap Coach Afm

Performa ONIC Belum Maksimal di FFWS SEA 2025: Ini Analisis Lengkap Coach Afm
Spread the love

Portal Dunia Esports performa ONIC Free Fire Turnamen Free Fire World Series (FFWS) SEA 2025 Spring telah resmi d imulai dan jadi ajang unjuk gigi bagi tim-tim esports terbaik dari Asia Tenggara. Namun sayangnya, salah satu tim unggulan asal Indonesia, ONIC Esports, belum mampu menunjukkan taringnya di pekan pertama. Dari total 18 tim, ONIC hanya mampu menempati posisi ke-16—hasil yang jelas jauh dari ekspektasi penggemar dan komunitas Free Fire. performa ONIC Free Fire Bersama roster andalan seperti CrimeMKS, Xyro, Viruz, Adam, dan Wings, ONIC di harapkan menjadi salah satu tim yang konsisten bersaing di papan atas. Namun nyatanya, performa mereka masih belum optimal. Dalam wawancara eksklusif, pelatih ONIC, Ahmad “Afm” Fadly Masturoh, mengungkapkan berbagai faktor yang mempengaruhi performa mereka, serta langkah-langkah strategis yang telah di ambil untuk memperbaikinya.1

Dropzone Baru Jadi Tantangan Besar

Salah satu masalah mendasar yang di hadapi ONIC adalah penyesuaian terhadap dropzone baru. Di dunia kompetitif Free Fire, dropzone bukan hanya tentang lokasi, melainkan menyangkut strategi makro, rotasi awal, dan bahkan mental para pemain saat berada dalam tekanan.

Menurut Coach Afm, dropzone awal mereka sering bertabrakan dengan tim lain. Hal ini membuat ONIC harus menghadapi konflik lebih cepat dari yang di rencanakan, yang kemudian merusak alur permainan mereka.

“Kami menyadari dropzone kami sebelumnya terlalu ramai, jadi kami mencoba sesuatu yang baru. Tapi penyesuaian ini tidak semudah yang dibayangkan karena banyak variabel yang ikut bermain, termasuk respons dari tim-tim lawan,” ungkap Afm.

ONIC kemudian mencoba mengadopsi pendekatan gameplay adaptif, dengan tujuan menghindari duel di awal game dan lebih fokus pada setup posisi. Namun, karena masih dalam tahap transisi, eksekusi mereka masih belum sempurna.

Mental dan Konsistensi Masih Jadi PR

Selain faktor teknis, aspek mental juga menjadi sorotan utama Coach Afm. Di bandingkan dengan performa ONIC saat pre-season, terjadi penurunan dalam hal ketenangan dan pengambilan keputusan saat momen krusial.

Afm menyebutkan bahwa beberapa pemain terlihat gugup dan tidak stabil ketika berada dalam posisi yang membutuhkan reaksi cepat dan tepat. Ketika tekanan meningkat, kesalahan-kesalahan kecil mulai muncul dan akumulasi dari hal itu menjadi penentu kekalahan mereka.

“Kami fokus memperbaiki mentalitas dan konsistensi tiap pemain. Ini penting karena di level ini, perbedaan menang atau kalah bisa ditentukan oleh satu detik keputusan,” tambah Afm.

Proses evaluasi pun telah di lakukan secara menyeluruh, baik dari segi gameplay maupun psikologis pemain. ONIC kini menggandeng psikolog esports untuk membantu pemain tetap fokus dan tenang dalam kondisi tekanan tinggi.

Fokus pada Early War dan Strategi Setup

Dari segi teknis permainan, early war atau pertempuran awal menjadi kelemahan mencolok ONIC di pekan pertama. Mereka terlalu sering tumbang di awal game, yang membuat mereka kesulitan mengumpulkan poin eliminasi maupun placement.

Coach Afm menekankan bahwa mereka telah meninjau kembali strategi pemilihan skill karakter, rotasi dropzone, serta setup awal yang lebih solid. Fokus mereka kini adalah menciptakan struktur permainan yang stabil sejak awal ronde.

Beberapa perubahan juga di lakukan dalam komposisi strategi. ONIC mulai menyesuaikan kombinasi skill yang memungkinkan mereka bertahan lebih lama dalam early fight dan memberikan ruang kepada pemain untuk melakukan setup strategis saat memasuki mid-game.

Langkah-langkah Perbaikan ONIC ke Depan

ONIC tidak ingin berlarut-larut dalam hasil buruk ini. Coach Afm menyebutkan bahwa seluruh tim saat ini sedang menjalani bootcamp intensif untuk memperbaiki kelemahan yang sudah teridentifikasi. Tidak hanya latihan teknis, tapi juga simulasi skenario dan peningkatan komunikasi antarpemain.

Point Utama yang menjadi Sasaran Fokus mereka adalah:

  • Revisi strategi dropzone agar menghindari konflik awal.
  • Peningkatan reaksi dan koordinasi saat situasi genting.
  • Evaluasi mendalam terhadap performa individu dan kolektif.

Afm juga menyampaikan bahwa pekan-pekan berikutnya akan menjadi momen penentuan apakah ONIC mampu bangkit dan kembali bersaing di papan atas.

Ekspektasi Komunitas dan Dukungan Fans

Sebagai salah satu tim dengan fanbase besar di Indonesia, performa ONIC selalu menjadi perhatian. Tak sedikit fans yang kecewa dengan hasil pekan pertama, tapi banyak juga yang tetap memberikan dukungan penuh kepada tim kesayangan mereka.

Media sosial ONIC di banjiri komentar dukungan dan harapan agar mereka segera bangkit. Dalam esports, dukungan fans bisa menjadi bahan bakar penting untuk menjaga motivasi dan semangat para pemain.

Coach Afm pun mengajak semua fans ONIC untuk tetap percaya dan bersabar. Tim sedang dalam proses membangun kembali ritme dan chemistry yang solid.

“Kami tahu hasil ini belum sesuai ekspektasi, tapi percayalah, kami sedang bekerja keras untuk bangkit. Dukungan kalian sangat berarti bagi tim,” tutup Coach Afm.

Kesimpulan

ONIC memang belum tampil maksimal di FFWS SEA 2025 Spring, tapi bukan berarti perjalanan mereka telah berakhir. Dengan evaluasi menyeluruh dari Coach Afm, mulai dari penyesuaian strategi, peningkatan mental, hingga revisi dropzone, ONIC berpotensi bangkit dan memberi kejutan di pekan-pekan selanjutnya.

Perjalanan sebuah tim esports tak pernah mulus, namun konsistensi dalam memperbaiki diri adalah kunci untuk mencapai puncak. Mari kita tunggu aksi ONIC selanjutnya, dan semoga mereka bisa kembali menunjukkan performa terbaiknya di panggung FFWS SEA 2025.

baca juga. Ratu Meve Kembali! Bocoran The Witcher Season 4 Picu Antusiasme Penggemar