Menyikapi Kontroversi Gaya Kepelatihan: Zeys Tetap Tenang Menanggapi Pernyataan Hijumee Soal Fokus Mekanik di EVOS

Menyikapi Kontroversi Gaya Kepelatihan: Zeys Tetap Tenang Menanggapi Pernyataan Hijumee Soal Fokus Mekanik di EVOS
Spread the love

Kontroversi Bermula: Kritik Hijumee Terhadap Gaya Kepelatihan di EVOS

Portal Dunia Esports – Beberapa waktu yang lalu, komunitas Mobile Legends: Bang Bang Indonesia dihebohkan dengan pernyataan Dalvin “Hijumee” Ramadhana. Mantan Mid Laner EVOS Esports yang kini berseragam Alter Ego. Hijumee secara terbuka menyatakan bahwa selama ia masih menjadi bagian dari tim EVOS. Ia merasa hanya diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan “mekanik” saja oleh para pelatih EVOS, termasuk Bjorn “Zeys” Ong dan Age. Pernyataan ini sontak mencuri perhatian luas, terutama dari EVOS Age yang baru-baru ini menanggapi kritik tersebut dengan ekspresi kekesalan yang cukup jelas.1

Age tampak sangat terkejut dan kesal dengan pernyataan Hijumee yang menyiratkan bahwa pelatih EVOS. Bahkan sosok sekelas Zeys yang notabene adalah pelatih tim yang pernah menjadi juara dunia, hanya fokus pada aspek mekanik permainan. Meskipun menunjukkan kekesalan, Age tetap berusaha menanggapi pernyataan Hijumee dengan santai dan rileks di hadapan publik. Memang, mekanik merupakan salah satu bagian integral yang tidak terlepas dari kurikulum pengajaran para pelatih MLBB di setiap tim profesional. Namun, Age menilai bahwa untuk kapasitas dirinya dan Zeys, yang memiliki pengalaman dan rekam jejak mentereng. Tidak layak jika kategori kepelatihan mereka hanya sebatas itu. Perdebatan pun muncul, apakah pernyataan Hijumee memang berdasarkan pengalamannya atau karena ia tidak terpikirkan harus menjawab bagaimana di tengah sesi bonding yang disiarkan. Konflik kecil ini semakin memanaskan suasana di ranah esports Mobile Legends.


Reaksi Zeys: Antara Pembenaran dan Sikap Dewasa

Zeys Memilih Bersikap Dingin dan Membenarkan Sebagian

“Apakah benar ketika di EVOS kamu hanya mengajarkan mekanik saja? Benar, benar, (saya) setuju banget,” ucap Zeys dengan tenang di live streaming miliknya. Jawaban ini tentu mengejutkan banyak pihak yang menanti pembelaan keras dari Zeys.”Kita sudah umur berapa, hal-hal ini sudah tidak penting orang mau bilang apa. Dunia ini lebih (punya) hal-hal yang lebih penting daripada drama-drama, ini ikut-ikutan drama bocah,” ujar Zeys menambahkan, menunjukkan sikap dewasanya dalam menghadapi kontroversi ini.

Penjelasan Mengenai Fokus Kepelatihan Makro

Ini adalah strategi umum di banyak tim profesional, di mana peran-peran tertentu membutuhkan pemahaman makro yang lebih mendalam, sementara peran lain mungkin lebih fokus pada mekanik individual.

“Tidak masalah, mungkin dia menangkapnya hanya (tentang) mekanik waktu itu. Saya dengan Hijumee juga tidak lama, kalo soal makro kita ada (ajarkan) lah. Tapi kalau (secara) personal makro lebih ke Roamer sama EXP-Laner-nya yang (kita) ajarin. Tidak ada waktu untuk mengajarkan semua orang,” jelas Zeys. Ia juga menambahkan, “Saya juga sudah lupa saya ajarkan Hijumee apa,” sebuah pernyataan yang mungkin menyiratkan bahwa interaksi spesifik dengan Hijumee mengenai makro memang tidak terlalu intens atau berkesan baginya. Penjelasan Zeys ini memberikan sudut pandang baru yang lebih komprehensif, bahwa fokus pengajaran makro memang bersifat selektif tergantung pada posisi dan kebutuhan pemain dalam tim.


Implikasi dan Pro-Kontra: Menjaga Kualitas Komunikasi dalam Esports

Zeys sendiri mengakui bahwa fokus pengajaran makro memang lebih spesifik pada beberapa role. Meskipun demikian, setiap orang tentu memiliki opini yang berbeda dalam menanggapi hal ini, sehingga memicu pro dan kontra di kalangan penggemar dan komunitas esports.