Gaya Kepelatihan EVOS Jadi Sorotan: Age Buka Suara Soal Pernyataan ‘Hanya Ajarkan Mekanik’ dari Hijumee

Gaya Kepelatihan EVOS Jadi Sorotan: Age Buka Suara Soal Pernyataan ‘Hanya Ajarkan Mekanik’ dari Hijumee
Spread the love

Kritikan Mantan Pemain: Hijumee Anggap Pelatih EVOS Hanya Fokus pada Mekanik

Portal Dunia Esports – Kabar hangat tengah beredar di komunitas Mobile Legends: Bang Bang Indonesia, khususnya yang melibatkan tim EVOS Esports. Dalvin “Hijumee” Ramadhana, Mid Laner Alter Ego yang juga merupakan mantan pemain EVOS, baru-baru ini melontarkan kritikan yang cukup menyorot gaya melatih para pelatihnya selama ia masih berseragam Macan Putih. Pernyataan Hijumee yang cukup menonjol ini berkaitan dengan apa yang ia rasakan dan pelajari dari para staf kepelatihan EVOS kala itu.1

Ketika sedang melakukan sesi bonding bersama, Hijumee menyatakan bahwa pengalamannya selama di EVOS hanya terfokus pada pembelajaran “mekanik” saja. “Yang di EVOS, cuma (belajar) kayak mekanik-mekanik lah kalau misalnya kurang spam-spam gitu,” ucap Hijumee. Pernyataan ini sontak menimbulkan reaksi dari Age, salah satu mantan pelatih EVOS yang pernah melatih dirinya. Kala itu, Age bekerja sama dengan pelatih EVOS lainnya, Bjorn “Zeys” Ong, dalam membimbing para pemain.


Pembelaan Age: Menepis Tuduhan Hanya Mengajar Mekanik

Keterkejutan dan Penolakan Age

Dalam live streaming melalui kanal YouTube pribadinya, Age menanggapi pernyataan Hijumee yang menyebutkan bahwa pelatih EVOS hanya mengajarkan mekanik. Menurut Age, apa yang diucapkan Hijumee terdengar sangat aneh dan tidak masuk akal. “Tapi saya ngajarnya cuma mekanik saja di EVOS, tidak pernah ngajarin (soal) makro kalau kata mantan pemain saya,” ucap Age, dengan nada ironis.

“Ada mantan pemain kita, katanya EVOS cuma ngajarin mekanik itu sudah stres,” tuturnya, menyiratkan bahwa kritik tersebut tidak objektif.

Pembelaan Terhadap Zeys: Reputasi Pelatih Juara Dunia

Namun, ia merasa perlu membela Bjorn “Zeys” Ong sebagai seorang pelatih yang memiliki rekam jejak luar biasa, termasuk berhasil membawa tim menjadi juara dunia sebanyak dua kali. Ini adalah argumen kuat yang Age gunakan untuk menepis tuduhan Hijumee.

Age menyatakan bahwa tidak mungkin jika pelatih sekaliber Bjorn hanya mengajarkan mengenai mekanik saja, mengabaikan aspek makro dan strategi. “Dia (Hijumee) menggunakan media live-stream yang sangat besar,” kata Age, menyayangkan cara Hijumee menyampaikan kritik. “Saya tidak apa-apa kalau saya ditertawakan (mengajar) mekanik saja. Saya diketawain hanya mengajarkan mekanik tidak apa-apa. Tapi Bjorn, Bjorn itu paling benci pemain yang makro-nya seperti sampah, kalau dia hanya mengajarkan mekanik (tentu) tidak,” tegasnya. “Menurut saya, seorang Bjorn bayangkan saja pelatih (tim juara) M1, juara dunia M1, IESF cuma mengajarkan pemain soal mekanik, (pernyataan) gila,” tutup Age dengan nada yang terdengar sangat kesal dan tidak percaya.


Dampak dan Harapan: Menjaga Iklim Kompetitif yang Positif

Perdebatan mengenai fokus mekanik versus makro dalam kepelatihan adalah hal yang wajar dalam dunia esports yang terus berkembang. Namun, penyampaian kritik di ranah publik dapat memicu perdebatan yang tidak perlu.

Semoga saja, pernyataan Hijumee terkait pelatih EVOS tidak menjadi persoalan yang panjang dan berdampak negatif pada hubungan personal maupun profesional di kemudian hari. Kejadian ini juga bisa menjadi pelajaran bagi para pemain dan pelatih untuk lebih berhati-hati dalam setiap pernyataan publik, mengingat besarnya pengaruh mereka di mata penggemar dan komunitas esports.

Baca juga Raih Keberuntunganmu! Dice Link Monopoly Go Gratis Juni 2025: Klaim Dadu dan Uang Tunai Sekarang!